Oleh Ust. Imam Mujahid
I. PENDAHULUAN
Alhamdulillah segala puji bagi allah semoga
rahmat dan salam tercurah kepada beliau Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat,
karena beliau pulalah kita tergolong khoirol ummah.
آخرهم وجودا في الدنيا, أولهم دخولا في الجنة . اللهم
اجعلنا منهم
Perkembangan Qiraati sebenarnya sudah muncul sejak
lama, akan tetapi kebanyakan mereka cuma mendengar tanpa mengerti apa dan
bagaimana sebenarnya Qiraati itu. Banyak guru guru Al-Qur’an yang sudah bisa
mengajar Al-Qur’an akan tetapi perhatian terhadap hal-hal yang berlaku secara
salah kaprah kurang begitu besar, sehingga perjalanan bacaan Al-Qur’an yang
benar, sesuai dengan kaidah tajwid kurang mendapat perhatian, dan akhirnya
berlaku asal bisa baca. Karena yang terjadi kebanyakan demikian sehingga beliau
ustadz KH. Dachlan Salim Zarkasyi merasa prihatin. Dari rasa prihatin itulah
tercetus keinginan untuk merubah sistem sehingga orang sekali belajar langsung
benar dan sesuai dengan kaidah tajwid. Keberanian beliau ini di dasarkan pada
firman Allah:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا
الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (الحجر : 9)
Bahwa Al-Qur’an adalah wahyu yang akan selalu dijaga oleh
allah SWT kemurniannya termasuk dalam segi bacaannya. Disamping itu kita
dituntut untuk membaca Al-Qur’an dengan bacaan yang sebenarnya.
الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلَاوَتِهِ
أُولَئِكَ يُؤْمِنُونَ بِهِ وَمَنْ يَكْفُرْ بِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُون
Kita tidak menyalahkan terhadap seseorang
tetapi kenyataan membuktikan demikian. sudah jelas dikatakan :
إذا وسد الأمر الى غير أهله فانظر الساعة
Berarti :
1. Kalau anak membaca salah, berarti
yang salah adalah gurunya.
2. Kurang membiasakan/waspada terhadap bacaan
yang benar baik pada dirinya atau terhadap anak didik.
3. Kurang mengetahui atau menggunakan metode
mengajar Al-Qur’an yang benar dan baik.
4. Kurang menghayati bahwa yang diajarkan adalah
al-Qur’an.
5. Kurang mengerti dan memahami kondisi muridnya.
II. SEJARAH QIRAATI
1. Penulis / penyusun : Ust. KH. Dachlan Salim Zarkasyi
2. Mulai disusun :
tahun 1963
3. Latar belakang :
a. Kurang puas dengan metode yang sudah ada.
b. Banyak guru ngaji yang mengajarkan Al-Qur’ansecara
salah.
c. Menghendaki metode yang praktis dan berhasil
dengan baik.
4. Cara penyusunan :
a. Dengan menlakukan peneltian dan pengamatan di
lapangan kemudian melakukan uji coba kepada anak didiknya.
5. Nama Qiraati : diberikan oleh Ust. Ahmad
Junaidi dan ust. Syukri Taufiq.
6. Restu dan tashih oleh KH. Arwani Kudus Tahun
1970.
7. Merintis TK Al-Qur’an tanggal 1 Juli 1986, TKQ Roudlotul Mujawwidin Semarang.
III. TUJUAN QIRAATI
1. Menjaga dan memelihara kehormatan serta
kesucian Al-Qur’an dari segi bacaannya yang benar sesuai dengan kaidah tajwid.
2. Menyebarluaskan ilmu baca Al-Qur’an yang benar
dengan cara yang benar.
3. Mengingatkan kepada guru Al-Qur’an agar dalam
mengajarkan bacaan Al-Qur’an supaya berhati-hati.
4. Meningkatkan kualitas pendidikan pengajaran
al-Qur’an.
IV. TARGET QIRAATI
Murid mampu membacakan Al-Qur’an secara tartil
sesuai dengan kaidah tajwid yang telah dicontohkan dan diajarkan oleh
Rasulullah SAW.
V. SISTEM ATAU ATURAN QIRAATI
1. Membaca langsung tanpa dieja.
2. Langsung praktek bacaan bertajwid secara
praktis.
3. Materi pelajaran diberikan secara bertahap.
4. Menerapkan sistem modul.
5. Menekankan pada banyak latihan membaca.
6. Belajar sesuai dengan kesiapan dan kemampuan
anak didik.
7. Evaluasi dilakukan setiap hari.
8. Belajar secara talaqqi atau musyafahah.
9. Guru pengajarnya harus ditashih dahulu bacaan
al-Qur’annya.
VI. PRINSIP DASAR QIRAATI
1. Guru pengajar :
a. DAKTUN ( Tidak menuntun)
Guru tidak boleh menuntun tetapi hanya membimbing, maksudnya :
-
Memberi contoh bacaan yang benar
-
Menerangkan pejaran (cara membaca)
-
Menyuruh murid membaca
-
Menegur siswa yang salah membaca dan mengingatkan
pelajarannya
b. TITIKTIWASGAS (Teliti Waspada Tegas)
-
Teliti terhadap bacaaan atau contoh bacaan apa sudah
benar atau belum (tashih).
-
Waspada dalam menyimak bacaan jangan lengah.
-
Tegas dalam menentukan penilaian (evaluasi kelancaran
bacaan anak didik).
c. Aktif dan mandiri dalam belajar.
2. Dalam membaca harus LCTB (Lancar Cepat Tepat Benar)
VII.
FILOSOFI QIRAATI
1. Sampaikan materi pelajaran dengan praktis simpel,
sederhana, tidak rumit dan berbelit belit (Imam Ghozali).
2. Berikan pelajaran secara bertahap dan dengan
penuh kesabaran ( KH Arwani Kudus).
3. Jangan mengajarkan yang salah kepada anak
didik karena mengajarkan yang benar itu mudah ( KH. Dachlan Salim Zarkasyi).
VIII. POLA MENGAJAR
1. Individu atau sorogan ( mengajar satu persatu)
2. Klasikal + individu ( mengajar dengan
menerangkan bersama dilanjutkan secara individu sesuai kemampuan anak didik)
3. Klasikal baca simak
-
Membaca bersama-sama
-
Bergantian secara individu yang lain menyimak ( baca
dalam hati)
IX.
MOTTO QIRAATI
1. خيركم من تغلم القرآن وعلمه (روته البخاري عن أنس)
2. Qiraati boleh diajarkan kepada semua orang,
tetapi tidak boleh semua orang mengajar pakai Qiraati.
3. Qiraati tidak kemana-mana tetapi ada dimana-mana.
X.
JUMLAH SISWA IDEAL DALAM KELAS
1. Pra TK : maksimal 10 anak
2. Jilid 1 : maksimal 15 anak
3. Jilid 2-6 : maksimal 20 anak
4. Al-qur’an : maksimal 20 anak
5. Ghorib dan tajwid : maksimal
20 anak
Untuk jilid Pra TK guru memakai peraga permainan huruf + Individu.
Untuk jilid 1 dan 2 memakai sistem sorogan / individu.
Untuk jilid 3 sampai ghorib + Al-Qur’an memakai sistem klasikal baca simak.
XI.
MATERI QIRA’ATI
JILID I
-
Bacaan huruf-huruf berharokat fathah yang
dibaca secara langsung tanpa dieja.
-
Nama huruf hijaiyyah dari alif – ya’.
Cara mengajar dari hal 1- 30 adalah sama :
1. Menunjukkan bunyi huruf dan anak disuruh mencari.
2. Membaca 2 rangkaian huruf dengan cepat tanpa putus-putus.
3. Membaca 3 rangkaian huruf dengan cepat tanpa putus-putus.
Cara mengajar dari halaman 31-44
1. Siswa diminta memperhatikan jumlah titik dan letak titik.
Kunci keberhasilan mengajar membaca Al-Qur’an dengan metode Qiraati adalah sejak dari halaman satu jilid
satu sudah ditemukan bacaan LCTB.
JILID II
-
Huruf berharokat kasroh, dummah tanwin (hati-hati perhatikan bunyinya A-I-U
AN-IN-UN).
-
Pengenalan nama harokat dan angka arab.
-
Bacaan Mad Thobi’i (panjang 1 alif = dua harokat AA-II-UU).
Cara mengajar masih sama dengan jilid satu
hanya saja guru harus berhati-hati dan waspada terhacap bacaan Mad Thobi’i. guru
bisa bantu dengan ketukan.
JILID III
-
Mad Thobi’i yang belum diajarkan pada jilid 2.
-
Bacaan huruf-huruf sukun antara lain ل م ر س ف ع ء
-
Termasuk al-qomariyyah diusahakan guru bisa menunjukkan.
-
Bacaan huruf lin (أو-أي) = AU-AI
Cara mengajarkan bacaaan huruf sukun jangan terlalu lama
atau Tawallud (suara tambahan).
Waspada dan seksama dengan bacaan harfu lin jangan sampai
terdengar AO atau AE.
JILID IV
-Ikhfa Haqiqi
-Mad wajib dan Mad Wajib
-Ghunnah
-Idzhar Syafawi dan Idghom Mitsli
-Idghom Bighunnah
-Al-Syamsiyah
-Idghom Bilagunnah
-Wawu (و)yang dibaca pendek
-Fawatihussuwar
Cara mengajar
-
Mencontohkan bacaan ikhfa dan memperhatikan serta melihat
bibir murid serta lisannya terutama pada ((ص- ض – ط – ظ – ف – ق – ك.
-
Mencontohkan fawatihussuwar.
-
Dalam idghom bilagunnah tekanan cukup satu ketukan.
JILID V
a. Idghom
Bighunnah
-
Iqlab
-
Idhar Syafawi dan Ikhfa syafawi
-
Lafal Alloh
-
Qol-Qolah dan Makhrojnya
-
Mad lazim Mutsaqqol kalimi
-
Idzhar halqi (tanda mim kecil)
b. Cara mewaqofkan
-
Mad ‘aridh lissukun
-
Waqof pendek
-
Waqof mad Thobi’i waqof mad ‘Iwad
-
Waqof ta’ Marbuthoh
c. Makhroj س -ش ح - خ –
d. Mulai halaman 34 dilatih membaca juz 27
Cara mengajar cukup dengan memberi contoh dan mendengarkan serta memperhatikan dengan
seksama terhadap bacaan setiap anak
didik.
JILID VI
-
Bacaan idzhar halqi.
-
Membaca إلا dan أنا.
-
Mulai dilatih membaca Al-Qur’an mulai juz 1.
-
Mulai dilatih mengatur nafas dan mewaqof dan meng ibtida’
tanpa tanaffus di tengah ayat.
Kriteria penilaian bacaan :
-
Lancar : tanpa salah baca
-
Cukup lancar : satu dua kali salah
dan bisa memperbaiki sendiri
-
Tidak lancar atau diulang :
berkali-kali salah walau diulang kembali
XII.
EVALUASI
-
Tes pelajaran = kemampuan baca setiap hari (oleh gurunya)
kenaikan halaman.
-
Tes kenaikan jilid
Siswa yang telah selesai belajarnya pada tiap
jilid harus dites dilakukan pada guru penguji atau kepala sekolah.
-
Tes khataman al-Qur’an
Bila siswa telah menguasai
1. Bacaan Al-Qur’an dengan tartil
2. Dapat mewaqof dan mengibtida’kan bacaan
(sesuai dengan kemampuan nafas)
3. Mengerti bacaan ghoribil qur’an
4. Mengerti dan menguasai ilmu tajwid
Dilakukan oleh tim penguji koordinator cabang.
XIII. SDM (Brainware)
a. Pengurus harus tahu pula tentang Qiraati .
tugasnya antara lain :
1.
Menyediakan sarana
yang dibutuhkan TPQ.
2.
Mengadakan
Koordinasi dengan guru untuk menunjang kemajuan TPQ.
3.
Menanya, ,memberi
saran dan pendapat untuk kemajuan TPQ.
4.
Memikirkan
kesejahteraan pengajar
b. Kepala sekolah atau kepala guru
-
Kepala sekolah diusahakan orang yang lulus pertama kali.
-
Diusahakan mengetahui keadministrasian dan manajemen.
Tugasnya antara lain :
1. Mengawasi proses belajar-mengajar.
2. Membenahi dan menyelesaikan masalah yang perlu
dibenahi.
3. Menegur dengan sopan terhadap guru yang perlu
mendapat pengarahan.
4. Memimpin forum pertemuan rutinan dan menerima
saran dan pendapat yang bersifat membangun.
5. Mengetes (mentashih) santri yang akan naik
jilid.
c.
Guru
-
Adalah ujung tombak keberhasilan membaca dengan baik.
-
KH. Dachlan Salim Zarkasyi mengatakan “Bila anak gagal
membaca dengan baik maka yang perlu dipertanyakan adalah gurunya bukan muridnya”.
-
Guru pengguna Qiraati diharuskan memiliki syahadah dan
mengikuti pembinaan cara mengajar yang baik dan benar.
Tugas guru :
-
Melaksanakan amanat yaitu mengajar seoptimal mungkin
dengan harapan anak bisa lolos dalam tes oleh kepala sekolah.
-
Menyelesaikan kendala yang terjadi dalam kelas.
-
Mengantar siswa yang selesai ke kepala sekolah dan
menungguinya.
-
Memberi semangat atau motivasi kepada anak didik.
d. Tata usaha
-
Mengurusi surat yang keluar masuk.
-
Mengurusi dana dan iuran (SPP).
-
Melaporkan kepada kepala sekolah penunggakan SPP.
-
Melaporkan secara berkala pada pengurus.
Akhirnya, mari kita mohon pada allah agar kita
selalu mendapat petunjuk dan pertolongan-Nya demi kemajuan TPQ dan mencari
ridho Allah SWT.
XIV. KESIMPULAN
Bagi lembaga yang menggunakan Qiraati harus
memahami :
1. Tujuan Qiraati
2. Sistem pengajaran Qiraati
3. Target Qiraati
4. Prinsip dasar Qiraati
5. Melaksanakan amanat Qiraati
6. Dan lain-lain.
Silahkan komen untuk meninggalkan jejak. Apabila ingin Copas, harap menyertakan sumber Linknya.Komenlah dengan bijak!
However, Terimakasih telah berkunjung