Sejarah Pendirian TPQ Metode Qiraati

Pada tahun 1997 tepatnya di PP Ath-Thohiriyah, Parakanonje, desa Karangsalam Kidul Kecamatan Kedungbanteng, Ky. Imam Mujahid membuka pendidikan al-Qur’an metode Qiraati dengan cara mengumpulkan anak-anak desa untuk belajar al-Qur’an. Kemudian seiring berjalannya waktu, jumlah siswa pun terus bertambah sehingga membuat pendidikan ini dijalankan secara resmi sebagaimana TPQ pada umumnya. Hingga pada tahun 2006, karena jumlah siswa yang semakin bertambah dan kondisi tempat yang sudah tidak memadai membuat beliau berinisiatif membangun tempat dengan sarana yang lebih memadai di daerah Bobosan dengan bantuan H. Sutarno dan beberapa sukarelawan yang tak ingin disebutkan namanya.

Pembangunan pun dimulai dengan peletakan batu pertama oleh H. Sutarno pada saat seusai Hari Raya Idul Adha pada tahun 2006. Pada tahun 2007, pembangunan selesai ditandai dengan berdirinya gubug untuk tempat tinggal beliau dan satu aula yang semuanya serba kayu. Ketika itu beliau masih pulang pergi dari PP Ath-Thohiriyah ke TPQ baru di Bobosan, untuk memudahkan kegiatan pembelajaran, beliau sekeluarga pun menetap di rumah kayu permanen yang berada di samping aula. Pembelajaran TPQ mulai aktif pada bulan Februari 2008 dengan diadakannya khataman TPQ di lokasi tersebut. Sebenarnya tempat ini hanyalah sebuah TPQ, tetapi mayoritas masyarakat menyebutnya dengan pondok pesantren, alhasil, masyarakat pun mulai menitipkan anak-anak mereka untuk belajar di TPQ beliau dengan sistem pulang pergi. TPQ ini pun lebih dikenal dengan nama pondok pesantren al-Falah. Adapun Nama al-Falah diilhami dari pesantren dimana beliau dulu belajar.

Pada akhir tahun 2009, sistemnya dirubah menjadi asrama diawali dengan menetapnya dua orang santri. Untuk mengembangkan kemampuan para santri baik yang menginap ataupun pulang pergi, diadakanlah Madrasah Diniyah pada tahun 2009. Pada tahun-tahun selanjutnya, jumlah santri pun terus bertambah hingga sekarang.

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share